Economic Updates Juli 2022: Perekonomian Indonesia Kembali Solid

Ringkasan Eksekutif

Inflasi masih menjadi salah satu kekhawatiran utama global saat ini. Rekor angka inflasi tertinggi masih terjadi di berbagai negara-negara, baik di Eropa, Amerika Serikat, maupun Asia.

Sektor Riil Indonesia menunjukkan performa yang masih solid. Perbaikan perekonomian Indonesia di triwulan ke-2 tahun ini diprediksikan akan terus berlanjut. Hal ini didukung oleh meningkatnya konsumsi, investasi, dan kinerja ekspor Indonesia.

Sektor keuangan Indonesia di bulan Juli 2022 kembali melemah. Nilai tukar rupiah pada USD mengalami depresiasi sebesar 4,55%. Di lain sisi, secara mtd, indeks saham dan yield SBN bergerak ke atas menunjukkan penguatan. Kabar baik kembali datang dari kinerja positif APBN dengan meningkatnya kinerja pendapatan negara yang didorong oleh pemulihan aktivitas ekonomi, peningkatan harga komoditas, serta perbaikan kebijakan dari sisi administrasi dan perpajakan.

Isu Perekonomian Global

Sepanjang Juli 2022, inflasi Amerika Serikat mencapai 8,5% yang mendorong The Federal Reserve untuk segera meningkatkan tingkat suku bunga-nya, sedangkan kawasan Uni Eropa mencetak rekor inflasi sebesar 8,9% serta kebijakan ECB dalam menaikkan suku bunga 50 bps, kebijakan yang pertama kali dilakukan kembali sejak 11 tahun terakhir.

Peningkatan inflasi juga dialami oleh negara-negara di Asia. Inflasi harga konsumen Korea Selatan pada Juli 2022 mencapai angka tertinggi sejak 1998 di angka 6,3%, inflasi harga konsumen Juli 2022 Thailand berasa di angka 7,61% yang menurun dari Juni 2022 sebesar 7,66%, tertinggi sejak 2008, inflasi harga konsumen Juli 2022 Filipina 6,4% yang meningkat dari bulan sebelumnya yaitu 6,1% , tertinggi sejak 2018. Sedangkan inflasi di Indonesia dapat dikatakan relatif lebih moderat.

Perekonomian Nasional

Sektor Riil

PMI Manufaktur Juli 2022 meningkat di angka 51,3 dari bulan sebelumnya yaitu 50,2. Kinerja sektor manufaktur ini dinilai positif yang menjadi salah satu kontributor utama dalam perbaikan perekonomian domestik Indonesia di triwulan II.

Pertumbuhan PDB Indonesia triwulan-II 2022 mencapai 5,44%. Pertumbuhan ini memenuhi ekspektasi pasar pada kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini diwujudkan oleh surplusnya neraca perdagangan, peningkatan mobilitas penduduk akibat pandemi Covid-19 yang mulai membaik, terjaganya daya beli, dan terakselerasinya aktivitas konsumsi dan produksi.

Optimisme masyarakat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen Juni 2022 yang meningkat di level 128,2 dari bulan sebelumnya yang berada di level 128,9.

Inflasi headline Juli 2022 meningkat menjadi 4,94% yoy dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,35%. Kenaikan inflasi ini disebabkan oleh tekanan sisi penawaran seiring terus meningkatnya harga komoditas dunia dan gangguan pasokan domestik.

Neraca perdagangan Juli 2022 mencatat surplus senilai USD4,23 miliar, mengalami koreksi jika dibandingkan dengan surplus di bulan sebelumnya sebesar USD 5,09 miliar. Surplus neraca perdagangan nonmigas menjadi sumber utama dari surplus neraca perdagangan Juli 2022 ini. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja ekspor nonmigas seperti komoditas bahan bakar mineral dan minyak hewan maupun nabati di tengah harga komoditas global yang relatif masih tinggi.

Sektor Keuangan

Di akhir perdagangan Juli 2022, nilai tukar rupiah melemah 4,55% secara ytd namun rupiah mengalami penguatan terhadap dolar AS secara month on month dan mencapai Rp14.849/USD. Indeks Harga Saham Gabungan secara mom menguat dan mencapai Rp6951,12, sedangkan di bulan Juli 2022 IHSG berada di titik Rp6911.58 imbal hasil SBN 10 tahun meningkat 8 bps mtd menjadi 7.25% dari 7,17%.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,29% yoy sedangkan Pertumbuhan Kredit Perbankan pada Mei 2022 sebesar 7,59% yoy yang mana kedua indikator ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Total Utang Luar Negeri (ULN) per Mei 2022 mencapai USD 406,3, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar USD410,1 miliar. Secara rasio terhadap PDB, ULN Indonesia dinilai tetap stabil meskipun mengalami sedikit kontraksi menjadi 32,3% dari 32,6% pada bulan April 2022 lalu. Berlanjutnya tren penurunan ULN didukung oleh jatuh tempo-nya beberapa Surat Berharga Negara (SBN) pada bulan Mei 2022. Selain itu, pergeseran investasi portofolio oleh investor non-residen (asing) di pasar SBN domestik terjadi akibat sentiment global yang saat ini sedang memanas.

Kebijakan Fiskal

Realisasi APBN per Juli 2022 mencatatkan surplus Rp106,1 triliun (0,57% terhadap PDB). Surplus ini didukung oleh Kinerja Pendapatan Negara melalui menguatnya pemulihan aktivitas ekonomi, harga komoditas yang masih meningkat, serta perbaikan kebijakan dan administrasi termasuk optimalisasi belanja negara untuk menyokong penguatan tren pemulihan ekonomi. Realisasi pendapatan dan belanja negara hingga Juli 2022 masing-masing mencapai Rp1.551 triliun yang tumbuh 50,3% (yoy), sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp1.444,8 triliun yang tumbuh 5,6% (yoy).

Kebijakan Moneter

Cadangan Devisa periode Juli 2022 mencapai USD132,173 miliar, relatif stabil dari cadangan devisa bulan sebelumnya sebesar USD136,38 miliar.

Bank Indonesia masih mempertahankan 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 3,5% dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Indikator Makroekonomi Terpilih

Sumber: Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat Statistik, Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), Yahoo Finance, Trading Economics, Bloomberg, Reuters, CEIC.
Angka yang tertera pada tabel adalah akhir periode kecuali untuk angka realisasi fiskal yang mengambil angka kumulatif sejak awal tahun periode berjalan. Yield SBN 10 Tahun menggunakan acuan FR0093 (tahun 2022) dan FR0088 (tahun 2021).
* pada DPK dan Kredit merupakan angka sementara yang dilansir dari press statement otoritas di media
Disclaimer:
Publikasi ini disiapkan oleh Masyita Crystallin dan Muhammad Fajar Nugraha yang didistribusikan melalui website masyita-crystallin.com untuk kepentingan informasi publik. Publikasi ini beserta isinya dimaksudkan untuk diseminasi informasi terkait isu makroekonomi dan dapat berubah tanpa pemberitahuan lebih lanjut. Setiap pandangan, rekomendasi, pendapat, atau saran yang diungkapkan dalam publikasi ini merupakan pandangan pribadi dan tidak mencerminkan jabatan yang melekat pada pihak penulis. Publikasi ini bukanlah suatu produk dan tidak dapat ditafsirkan sebagai tawaran untuk membeli atau menjual sekuritas atau investasi apa pun yang disebutkan di sini, baik di negara atau yurisdiksi mana pun. Publikasi ini tidak dapat diandalkan oleh siapa pun dalam mengambil keputusan investasi atau sebaliknya memberi nasihat yang berkaitan dengan perkembangan makroekonomi. Setiap penggunaan, pengungkapan, distribusi, penyebaran, penyalinan, pencetakan pada publikasi ini untuk tujuan apa pun tanpa persetujuan atau persetujuan kami sebelumnya sangat dilarang.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest

Share This