Penulis: Masyita Crystallin dan Yasemin Bal Gündüz
Tulisan terdapat dalam IMF Working Paper, 14 November 2014. diakses melalui: [tautan]
Penerbit: International Monetary Fund (IMF)
Pandemi covid-19 telah menimbulkan luka yang dalam bagi perekonomian global. Kerugian global bahkan mencapai Rp 178.750 Triliun. Bagi negara-negara dengan penghasilan rendah terpaksa harus menambah hutang untuk menutupi kebutuhan dalam negerinya yang membengkak.
Bantuan dari lembaga keuangan internasional seperti World Bank dan IMF menjadi pilihan yang diambil banyak negara-negara low-income sebagai reaksi untuk meredam syok pada perekonomiannya. Tak jarang pula program pembangunan yang disponsori lembaga keuangan internasional ini menjadi alat untuk stabilitas perekonomian.
Situasi serupa – meskipun tidak selalu dikaitkan dengan krisis akibat guncangan di sektor kesehatan – kerap terjadi pada tahun-tahun sebelumnya di saat kondisi dalam negeri sebuah negara dirasa cukup mendesak untuk disuntik dana tambahan. Di saat yang bersamaan pula, banyak negara berkembang memerlukan bantuan IMF untuk kegiatan pembangunan domestiknya. Sejauh manakah program-program IMF dapat menjadi katalisator pembangunan di negara-negara berkembang?
Simak artikel dari Masyita dalam IMF Working Paper Series yang ulasannya dapat kita baca kembali dalam merefleksikan bagaimana pinjaman dari lembaga keuangan internasional seperti ini dapat menjadi katalis dalam pembangunan.
Abstrak
Studi ini mengeksplorasi apakah program yang didukung IMF di negara-negara berpenghasilan rendah (LIC’s atau Low-Income Countries) menjadi katalis untuk Bantuan Pembangunan Resmi (ODA,atau Official Development Assistance). Berdasarkan serangkaian perhitungan ODA yang komprehensif dan menggunakan pendekatan Propensity Score Matching untuk mengatasi selection bias, kami menunjukkan bahwa program yang menangani kebijakan atau guncangan eksogen memiliki dampak katalitik yang signifikan baik pada ukuran dan modal ODA. Selain itu, dampaknya paling besar ketika LIC dihadapkan pada ketidakseimbangan makroekonomi yang substansial atau guncangan yang sangat besar. Namun demikian, jika ODA bilateral tidak signifikan pada negara-negara yang menarik bantuan donor serupa sebelum terjadinya guncangan, maka hal ini menunjukkan bahwa dampak katalitik hanya dikaitkan dengan ODA multilateral.
***
Abstract
This study explores whether IMF-supported programs in low-income countries (LICs) catalyze Official Development Assistance (ODA). Based on a comprehensive set of ODA measures and using Propensity Score Matching approach to address selection bias, we show that programs addressing policy or exogenous shocks have a significant catalytic impact on both the size and the modality of ODA. Moreover, the impact is greatest when LICs are faced with substantial macroeconomic imbalances or large shocks. Nevertheless, when countries attracting similar donor assistance before shocks are matched results for bilateral ODA turn insignificant, suggesting that the catalytic impact is attributed primarily to multilateral ODA.