WBG-IMF Spring Meeting 2023: Climate Change Adaptation in East Asia and the Pacific

Pelaksanaan pertemuan tahunan World Bank Group dan International Monetary Fund yang pertama telah dimulai. Di semester pertama tahun ini, 2023 Spring Meetings dilakukan mulai 10 April 2023 hingga 16 April 2023 di Washington, D.C., Amerika Serikat. Sebagai acara besar pagi para petinggi di bidang keuangan, kegiatan ini memuat berbagai pertemuan dengan isu pembahasan yang bervariasi pula.

Terbang bersama delegasi Indonesia lainnya, Masyita turut serta dalam event besar tahunan WBG-IMF ini. Dengan keahliannya di bidang iklim, Masyita berkesempatan untuk menjadi salah satu panelis pada High-Level Ministerial Roundtable yang mengusung tema besar Climate Change Adaptation in East Asia and the Pacific. Rangkaian kegiatan ini dilakukan pada hari Rabu, 12 April 2023 pukul 12:30 waktu setempat di gedung World Bank.

Bersama dengan Biman Prasad (Deputy Prime Minister of the Republic of Fiji, and Minister for Finance), Mark Dennis Joven (Undersecretary Department of Finance Phillipines), dan Benoit Bosquet (Regional Director for East Asia and Pacific at the World Bank), Masyita duduk di kursi panelis untuk membahas upaya masing-masing negara berkembang ini dalam melakukan adaptasi pada perubahan iklim.

Upaya Adaptasi Iklim Indonesia Melalui Perlindungan dan Rehabilitasi Mangrove

Pada kesempatan ini, Masyita berbagi pengalaman Indonesia dalam melakukan upaya adaptasi perubahan iklim. Perlindungan dan restorasi ekosistem menjadi salah satu fondasi agenda iklim yang dimiliki Indonesia. Perlindungan pada mangrove dan ekosistem pesisir menjadi salah satu yang sedang gencar dilakukan oleh Indonesia.

Indonesia adalah rumah bagi 20% populasi mangrove di dunia. Persentase ini serupa dengan tiga juta hektar mangrove yang mampu menyerap tiga miliar ton emisi karbon. Ekosistem mangrove ini juga mencakup makhluk laut yang menjadi mata pencaharian penduduk di pesisir pantai. Untuk melindungi ekosistem ini, Indonesia berambisi untuk melindungi dan merehabilitasi 600.000 hektar mangrove yang ada di Indonesia.

Saat ini, Indonesia tengah menyempurnakan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) atas pengelolaan ekosistem mangrove. Peraturan ini akan mengatur pengelolaan mangrove di Kementerian/Lembaga terkait dan menyelaraskan dengan pemerintah daerah, serta mengoptimalkan peran pemangku kepentingan lainnya.

Pendanaan Adaptasi Iklim

Telah menjadi fakta umum, bahwasanya pendanaan adaptasi iklim yang tersedia saat ini relatif sangat sedikit. Dari keseluruhan pendanaan iklim, hanya 5% yang dialokasikan untuk adaptasi perubahan iklim, sedangkan hanya 1,6% dari itu datang dari sektow swasta. Dari fakta-fakta ini, Masyita menekankan pentingnya sebuah mekanisme pendanaan jangka panjang yang inovatif guna memobilisasi modal pada proyek-proyek adaptasi iklim. Bukan suatu hal yang tak mungkin bagi sektor swasta untuk masuk dalam pendanaan adaptasi iklim ini. Masyita memaparkan beberapa contoh nyata keterlibatan swasta pada proyek adaptasi di Indonesia seperti penerbitan sustainable bonds di sektor agrikultur.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest

Share This