Masyita menyatakan bahwa sektor jasa memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang besar, jika dibandingkan dengan sektor industri. Simak hasil wawancara Kompas.com dalam membahas Strategi Pemerintah Pulihkan Ekonomi Nasional pada 2022 yang terbit pada 25 Mei 2021 di bawah. [tautan]
***
JAKARTA, KOMPAS.com – Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crystallin mengatakan pemerintah memiliki strategi nasional untuk melakukan pemulihan ekonomi pada 2022. Adapun strategi itu meliputi reformasi stuktural dan juga fiskal serta harus dilakukan bersama-sama dengan pemerintah daerah.
“Karena memang tanpa kita lakukan bersama-sama reformasi-reformasi besar itu akan sulit dilakukan,” kata Masyita dalam diskusi yang disiarkan secara daring, Selasa (25/5/2021). Masyita mengatakan, dalam reformasi struktural tahun 2019 pihaknya menargetkan peningkatan value added perekonomian. Dalam pembahasan peningkatan tersebut, biasanya hanya terfokus pada sektor basis komoditas yang masih cukup bergantung pada ekspor.
“Jangan lupa, bahwa input lain dari pembangunan yang juga penting adalah peningkatan human capital,” ujarnya. “Karena tanpa human capital dan entrepreneurship yang tinggi, sulit untuk tumbuh tinggi,” lanjut dia.
Masyita menuturkan, sektor-sektor yang pertumbuhannya tinggi saat ini bukan lagi berasal dari industri namun lebih banyak dari sektor jasa. Sektor jasa tersebut meliputi pariwisata, transportasi, informasi dan teknologi, serta keuangan yang juga sudah berkembang ke arah digital. “Jadi kita membutuhkan daerah untuk bisa menciptakan sumber daya yang bagus,” ungkapnya.
Ia menambahkan, pemerintah juga membuat beberapa program beasiswa agar bisa mencetak sumber daya manusia yang berkualitas untuk sekolah di luar negeri. Setelah menempuh pendidikan di luar negeri, diharapkan sumber daya manusia tersebut bisa kembali dan memajukan daerah.
“Bagaimana (bisa) pulang lagi ke daerah? kita harus menciptakan aktivitas ekonomi yang memang bisa menangkap talent-talent yang value added-nya tinggi,” tuturnya. “Jadi kalau di daerah kita activity value added-nya rendah, kita enggak akan mendapatkan talent yang value added-nya tinggi,” ucap dia. Sementara dari sisi reformasi fiskal pemerintah bisa melakukan reformasi perpajakan, reformasi penganggaran dan pembiayaan yang inovatif, pruden dan sustainable.
0 Comments