Di era suku bunga tinggi saat ini, harga properti, terutama rumah, menjadi salah satu sektor yang diperhatikan. Sektor properti bisa menjadi penentu daya beli masyarakat, yang akhirnya menggambarkan kondisi perekonomian suatu negara. Di Indonesia, performa sektor properti memiliki multiplier effects yang cukup kuat.
Sehubungan dengan ini, Masyita berkesempatan untuk berbicara pada Treasury Talks 2023 yang mengangkat tema Strategi Instrumen Pendanaan Untuk Mendukung Pembiayaan Perumahan di Indonesia pada Jumat, 17 November 2023.
Pada kesempatan ini, Masyita membagikan pandangannya mengenai market outlook perekonomian Indonesia di tahun yang akan datang. Hal ini dikarenakan, kondisi ekonomi hingga tahun depan memiliki dampak pada pasar pembiayaan perumahan.
Era Perlambatan Ekonomi, Inflasi Tinggi, dan Suku Bunga Tinggi
Dalam paparannya, masyita menjelaskan bagaimana kondisi ekonomi global yang masih diwarnai oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi global melemah dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2021, pertumbuhan PDB global adalah 6,3% yoy, namun berdasarkan proyeksi IMF, pertumbuhan PDB global tahun ini hanya mencapai 3,0%.
Di lain sisi, inflasi global masih berada di area tinggi, meskipun inflasi beberapa negara sudah mulai melandai. Namun, penurunan inflasi tidak diikuti oleh penurunan suku bunga, sehingga suku bunga masih bertahan di posisi atas. Diprediksikan, tingginya suku bunga akan bertahan dalam waktu yang cukup lama.
Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Properti di Indonesia
Dalam konteks Indonesia, Indonesia berhasil menjaga rata-rata pertumbuhan di angka 5% di sepanjang tahun 2023. Meskipun di kuartal 3 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh 4,94%, namun jika angka ini dibulatkan akan mencapai 5%. Kinerja ini juga masih relative lebih kuat dibandingkan negara-negara lain.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sektor properti punya peran yang besar. Ini dikarenakan, sektor property memiliki multiplier effect yang kuat dan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup besar.
Namun di satu sisi lain, harga properti di Indonesia relatif lebih tinggi dibandingkan negara lain. Ini ditambah oleh dukungan untuk sektor properti masih terbatas. Untuk itu, beberapa instrument kebijakan untuk mendukung perumahan dilakukan dalam bentuk insentif perpajakan, subsidi bantuan uang muka (SBUM), dan bentuk bantuan lainnya.
Special Mission Vehicle Pembiayaan Perumahan di Indonesia
Untuk memastikan sektor properti mendapatkan dukungan pemerintah, terdapai sebuah Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tugas dari SMV ini adalah menjadi liquidity provider bagi lembaga keuangan. SMV yang dimaksud di sini tidak lain dan tidak bukan adalah PT Sarana Multigriya Finansial (Persero).