Termasuk dalam rangkaian G20 Summit di Bali, Masyita menghadiri kegiatan W20 Communique: Road to G20 Leaders Declaration pada 13 November 2022. Pada kesempatan ini, Masyita berbagi pandangan mengenai keterlibatan perempuan dalam pemulihan yang inklusif. Di mana, Masyita berfokus pada tema “Boosting Women’s Economic Participation for Inclusive Recovery“.
Pada sesi yang dimoderatori oleh Virginia Littlejohn, Masyita berbagi panggung dengan Indra Gunawan (Perwakilan Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Republik Indonesia), Veranita Yosephine (CEO Air Asia Indonesia), Angkie Yudistia (Staf Khusus Presiden Republik Indonesia), Wendy Teleki (Head of WeFi Secreteriat), Neil Datta (European Parliamentary Forum), Rudy Gunawan (Walikota Garut), Noha Salem (Executive Director Global Public Policy Organon), Walter Van Dyck (Healthcare Centre of Vlerick Business School)
Komitmen G20 pada Ketimpangan Gender
Negara-negara G20 berkomitmen untuk mengurangi ketimpangan gender pada partisipasi angkatan kerja. Di mana, negara-negara G20 berkomitmen untuk mengurangi 25% ketimpangan gender dalam partisipasi angkatan kerja pada tahun 2025. Komitmen ini dibuat pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 Australia di Brisbane, pada tahun 2014 lalu.
Pada Pertemuan G20 Employment Working Group yang ke-3, OECD dan ILO menunjukkan bahwa sejak 2012-2021 hanya beberapa negara saja yang mampu mencapai target. Progress nyata ditunjukkan oleh beberapa negara seperti Arab Saudi, Jepang, Argentina, Inggris, Korea, Australia, Jerman, dan Prancis. Delapan negara ini bahkan telah melebihi target dalam mengurangi ketimpangan gender pada partisipasi angkatan kerja. Sementara beberapa negara lainnya, termasuk Indonesia masih perlu untuk meningkatkan upayanya.
Partisipasi Perempuan di Indonesia
Meskipun Indonesia belum berhasil mengurangi ketimpangan gender dalam partisipasi angkatan kerja, partisipasi perempuan pada ekonomi terus meningkat. Pada tahun 2021, 53,76% pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia adalah perempuan. 97% pekerja UMKM adalah perempuan. Sedangkan, UMKM memiliki kontribusi sebesar 61% pada perekonomian Indonesia.
Untuk mendukung partisipasi perempuan Indonesia pada ekonomi, pemerintah telah memiliki beberapa program. Program-program ini diperuntukkan pada pengurangan ketimpangan gender di Indonesia melalui inklusi keuangan. Program Keluarga Harapan (PKH) dan PNM Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) adalah dua program unggulan pemerintah dalam mendukung kesetaraan gender.
Upaya Bersama Menghapus Ketimpangan Gender
Sebagai upaya mendorong penghapusan ketimpangan gender, International Monetary Fund (IMF) mengusung beberapa kerangka kerja utama. Kerangka kerja ini diusung kepada Kementerian Keuangan di suluruh dunia. Di mana, Kementerian Keuangan perlu mengintegrasikan aspek kesetaraan gender dalam merumuskan kebijakan fiskal maupun makro.
Kerangka kerja ini mencakup pengembangan kapasitas perempuan, membangun lingkungan yang dapat mendorong partisipasi perempuan, mengurangi pandangan yang bias, serta mengklaim ruang perempuan dalam kepemimpinan. Namun untuk menjalankan kerangka kerja ini, diperlukan pendanaan yang memadai.
Di akhir pembicaraan, Masyita menggaris bawahi bahwa W20 Communique perlu untuk mendorong agenda di beberapa area. Yaitu;
- Mengurangi hambatan partisipasi perempuan pada ekonomi,
- Menjamin ketahanan ekonomi perempuan,
- dan Menjamin ranah kerja dan pekerjaan yang berkualitas untuk perempuan.
Dengan semangat #RecoverTogetherRecoverStronger, Masyita percaya bahwa dunia mampu untuk mewujudkan #RecoverTogetherEqually.
0 Comments