Ringkasan Eksekutif
Tren pengetatan kebijakan moneter global berlanjut dengan The Federal Reserve (The Fed) dan Bank of England (BOE) yang kembali menaikkan tingkat suku bunganya sebagai langkah mengatasi inflasi.
Sektor Riil Indonesia menunjukkan performa yang masih solid, melalui surplus neraca perdagangan dan tingkat kepercayaan konsumen yang relatif stabil. Di sisi lain, PMI masih berada pada zona ekspansi, meskipun mengalami penurunan secara bulanan.
Sektor keuangan Indonesia sepanjang bulan Juni 2022 bergerak melemah dengan nilai tukar terdepresiasi, indeks saham melemah, dan yield SBN meningkat di tengah sentimen negatif atas laju pengetatan kebijakan moneter global. Sementara itu, APBN mencatatkan surplus yang didorong oleh pertumbuhan pendapatan, dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas.
Isu Perekonomian Global
The Fed dan BOE kembali menaikkan tingkat suku bunganya sebagai langkah mengatasi inflasi yang masing-masing telah mencapai 8,6% dan 9,1% yoy.
The Fed menaikkan suku bunganya sebesar 75 bps menjadi 1,5%-1,75% dan BoE kembali menaikkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 1,25% pada pertemuan Juni 2022.
Perekonomian Nasional
Sektor Riil
PMI Manufaktur Juni 2022 turun ke 50,2 dari 50,8 bulan sebelumnya yang utamanya disebabkan oleh menurunnya output manufaktur di tengah gangguan rantai pasokan, dengan waktu pengiriman rata-rata yang masih panjang.
Indeks Keyakinan Konsumen bulan Mei 2022 mengalami peningkatan dari 128,9 bulan lalu menjadi 113,1. Peningkatan terpantau di seluruh kategori pengeluaran, usia, dan tingkat pendidikan responden, mengindikasikan optimisme terhadap kondisi ekonomi terus menguat. Penguatan konsumen pada Mei 2022 juga didorong oleh meningkatnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan, terutama ekspektasi terhadap kondisi usaha ke depan.
Inflasi headline Juni 2022 meningkat menjadi 4,35% yoy dari 3,55% yoy pada bulan sebelumnya. Kenaikan inflasi utamanya didorong oleh kelompok inflasi volatile food, utamanya beberapa komoditas hortikultura. Kelompok volatile food meningkat menjadi 10,07% (yoy), dari 6,05% (yoy) bulan sebelumnya
Neraca perdagangan Mei 2022 mencatat surplus USD2,9 miliar, turun dari surplus bulan Mei 2021 sebesar USD7,6 miliar. Nilai surplus mengalami penurunan karena penurunan ekspor lebih besar dibandingkan penurunan impor yang tertekan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 22,71% mom.
Sektor Keuangan
Per akhir Juni 2022, nilai tukar Rupiah terdepresiasi sebesar 2,16% mtd terhadap dolar AS mencapai Rp14.898 per USD, Indeks Harga Saham Gabungan melemah 0,44% mtd mencapai 6.911,58, sedangkan imbal hasil SBN 10 tahun meningkat 11 bps mtd menjadi 7.06% dari 7,17%.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 10,1% yoy sedangkan Pertumbuhan Kredit Perbankan pada Mei 2022 sebesar 8,7% yoy melanjutkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan kredit perbankan terjadi seiring pemulihan kinerja sektor korporasi dan rumah tangga.
Total Utang Luar Negeri (ULN) per April 2022 mencapai USD409,5 miliar, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD412,1 miliar. Secara rasio terhadap PDB, ULN Indonesia turut menurun menjadi 32,5% dari 33,8% pada bulan Maret 2022. Turunnya ULN dipengaruhi kontraksi ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 7,3 % (yoy) karena adanya beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan April 2022 dan adanya capital outflow oleh investor nonresident.
Kebijakan Fiskal
Realisasi APBN per Mei 2022 mencatatkan surplus Rp132,2 triliun (0,74% per PDB) yang tumbuhnya penerimaan pajak, bea cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya dipengaruhi oleh penguatan harga komoditas. Realisasi pendapatan dan belanja negara hingga Mei 2022 masing-masing mencapai Rp070,41 triliun (57,98% dari target APBN 2022, tumbuh 47,33% yoy) dan Rp653,91 triliun (33,63% dari target APBN 2022, meningkat 0,97% yoy).
Hingga 30 Juni 2022 pukul 08.00 WIB, realisasi pengungkapan harta bersih Program Pengungkapan Sukarela telah mencapai Rp532,43 triliun dengan Deklarasi Luar Negeri mencapai Rp54,06 triliun dan Deklarasi dalam negeri sebesar Rp458,11 triliun.
Kebijakan Moneter
Cadangan Devisa periode Mei 2022 mencapai USD135,6 miliar, relatif stabil dari cadangan devisa bulan sebelumnya sebesar USD135,7 miliar dari USD141,4 miliar bulan sebelumnya.
Bank Indonesia mempertahankan 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 3,5% dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.