PT SMI menyelenggarakan kegiatan Ngobrol Pembangunan Indonesia (NGOPI) pada 4 November 2020 lalu dengan tema “Dampak Ekonomi Program PEN dan Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2021”. NGOPI merupakan kegiatan reguler PT SMI sebagai ruang diskusi dan sharing informasi kepada para pelaku bisnis dan para pakar yang dikemas secara ringan dan edukatif. Narasumber pada NGOPI kali ini adalah Direktur Utama PT SMI (Persero), Edwin Syahruzad, Kepala Divisi Riset Ekonomi PT SMI (Persero), I Kadek Dian Sutrisna, dan Staf Khusus Menteri Keuangan RI Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita Crystallin, dengan moderator oleh Direktur Tempo.co, Tomi Aryanto.
Pandemi mempengaruhi ruang gerak Masyakarat, selain konsumsi masyarakat yang menurun, kesehatan masyarakat juga menjadi prioritas yang perlu ditangani oleh pemerintah. Program PEN dirancang untuk menyelamatkan nyawa (live) dan mata pencaharian (livelihood). Alokasi dana diprioritaskan untuk kesehatan masyarakat, stimulasi pada demand side (contohnya perlindungan sosial), serta menjaga sektor riil yang sangat sensitif terhadap pembatasan aktivitas masyarkat, khususnya UMKM, sektor dengan kebutuhan tenaga kerja yang besar, dan sektor prioritas lainnya.
Pemerintah perlu membantu dunia usaha agar dapat bertahan selama menghadapi kontraksi ekonomi tahun ini, khususnya yang sangat terpengaruh oleh interaksi masyarakat. Kebijakan yang dirancang pemerintah harus menjadi bantalan untuk kondisi ini. Perlu diingat bahwa kondisi rebound setiap negara tentunya berbeda, tidak semua dapat kembali pulih seperti sebelum krisis pada masa pandemi ini. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk pulih tidak cukup hanya dalam satu tahun saja.
Simak bincang NGOPI: Dampak Ekonomi Program PEN dan Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2021 selengkapnya yang telah diunggah di kanal YouTube PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero). [tautan]
0 Comments