Menuju Net-Zero Emissions dengan Sustainable Finance

Menutup bulan November, Masyita menyampaikan closing remarks pada Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2022: “Sustainable Finance Toward a Transition to Net-Zero Emissions” pada Rabu, 30 November 2022. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), dan United Nations Development Programme (UNDP).

Kegiatan dibuka dengan welcoming remarks yang disampaikan oleh Febrio Kacaribu (Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu RI), Michael Izza (Chief Executive ICAEW), dan Norimasa Shimomura (Resident Representative Indonesia, UNDP). Menkeu RI Sri Mulyani menyampaikan keynote bersama dengan Andrew Griffith MP (UK Economic Secretary to the Treasury). Panelis yang hadir pada kesempatan ini adalah Henry Rialdi (Kepala Departemen Surveilance Otoritas Jasa Keuangan), Eugene Wong (CEO Sustainable Finance Institute Asia (SFIA)), dan Rahajeng Pratiwi (Program Lead of Environmental, Social, and Governance Advisory. IFC East Asia and Pacific).

Pada kesempatan ini Masyita menyampaikan peran vital sektor keuangan dalam mewujudkan target keberlanjutan, terutama dalam membiayai transisi menuju net-zero. Diperlukan pemahaman yang lebih dalam dan menyeluruh terkait dengan peran aktor-aktor di sektor keuangan dalam melakukan pergeseran modal. Di mana pada sesi diskusi, ditekankan pentingnya taksonomi dan standarisasi untuk mendorong empat hal yaitu comparability, reliability, accountability, dan higher transaction cost. Untuk itu, masih diperlukan upaya lebih dalam memastikan implementasi standard ini tetap konsisten.

Lesson learned Indonesia

Melihat pengalaman dan lesson learned yang dibagikan oleh Indonesia, Mongolia, dan Inggris dalam kegiatan ini, dapat dilihat bagaiman negara-negara ini menerapkan keuangan berkelanjutan. Melalui pemaparan ini, beberapa isu penting juga menjadi perhatian. Seperti di Indonesia, di mana projek-projek berkelanjutan masih dinilai memiliki risiko yang tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank.

Untuk mendorong pendanaan pada projek-projek berkelanjutan ini, maka dibutuhkan dukungan dari sektor keuangan dalam membangun kebijakan dan guard-rails. Kedua hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan informasi yang berkualias tinggi, ekosistem yang memadai, hingga standarisasi yang jelas.

Peran institusi finansial menjadi krusial dalam memiliki rencana transisi yang jelas. Rencana transisi ini juga harus berkaitan dengan the real economy. Di mana celah dalam pendanaan transisi dapat menciptakan kesempatan investasi baru yang memiliki nilai ekonomi baik. Namun, tantangan seperti kekurangan data dan transparansi, risiko investasi, dan peraturan yang kurang konsisten masih perlu dipebaiki lagi.

Poin Penting dalam Pendanaan Berkelanjutan

Di akhir kesempatan, Masyita menekankan beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan dalam pendanaan berkelanjutan untuk mendukung transisi menuju net zero emission, yaitu:

  1. Saat ini, keberlanjutan telah menjadi isu global. Untuk itu, diperlukan aksi kolaboratif oleh tiap aktor global,
  2. Diperlukan instrumen, insentif, dan regulasi yang mendukung penyaluran pendanaan dan hasil yang terukur,
  3. Kerangka pendanaan berkelanjutan harus berdasarkan pada prinsip transisi yang adil dan terjangkau.

Dengan begitu, Masyita optimis melalui kegiatan ini, proses menuju net zero melalui pendanaan berkelanjutan dapat terlaksana di masa depan.

Masyita at Sustainable Finance Toward a Transition to Net Zero Emissions

Hubungi Kami

Keperluan

4 + 3 =

Pin It on Pinterest