Grab Business Forum 2023

Dewasa ini, dunia tengah dihadapi oleh kondisi ekonomi yang “terombang-ambing” dan menciptakan kondisi pasar yang bergerak dalam ketidak pastian. Meskipun begitu, perkembangan dunia digital di berbagai lini bisnis terus berjalan guna memudahkan kehidupan masyarakat global. Dalam rangka mempersiapkan dunia menghadapi ketidakpastian ini, Masyita menghadiri rangkaian kegiatan Grab Business Forum 2023 dengan tema “Digital Forward: Bracing for Market Uncertainties” pada Kamis, 16 Maret 2023 di Jakarta. Hadir sebagai salah satu pembicara, Masyita berbagi kursi panelis dengan Muhammad Chatib Basri, Iwan Setiawan, dan Roy Nugroho.

Masyita membuka sesi pertama dengan menyampaikan optimisme perekonomian Indonesia di tengah kondisi global yang dibayang-bayangi oleh ketidakpastian. Ketidakpastian seperti inflasi yang tinggi dan persisten, pertumbuhan ekonomi yang melambat, kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas, volatilitas harga komoditas, konflik geopolitik yang tidak kunjung usai, hingga isu stabilitas perbankan Amerika Serikat menjadi jajaran bintang utama dari penyebab ketidakstabilan global. Masyita menyampaikan bahwa perekonomian Indonesia saat ini termasuk salah satu yang paling resilien jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia. Diprediksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada level 5%. Namun angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di level ini tidak akan cukup jika Indonesia ingin mengejar cita-cita menjadi negara maju di tahun 2045, Indonesia harus tumbuh lebih dari itu.

Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang lebih lagi, terdapat enam poin yang perlu diperhatikan. Poin pertama adalah adanya lonjakan adopsi ekonomi digital yang didorong oleh transaksi ekonomi digital yang terus tumbuh kuat dan ekosistem startup yang terus menunjukkan perkembangan. Yang kedua adalah dorongan pembangunan ekonomi hijau dengan adanya potensi pengembangan industri EBT (energi terbarukan), komitmen Indonesia pada ETM (Energy Transition Mechanism), dan cita-cita pencapaian sustainable finance di tahun 2025. Poin selanjutnya adalah peningkatan kualitas dan produktivitas UMKM di Indonesia yang menyumbang porsi terbesar pada perekonomian negara. Poin ke-empat adalah lonjakan kinerja hilirisasi SDA dengan menambahkan value added pada barang-barang olahan seperti baja dan olahan-olahan kelapa sawit. Ekosistem sektor keuangan juga akan menjadi salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Poin terakhir adalah relokasi industri dari Tiongkok.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest

Share This