Global Solutions Summit 2022: Achieving Just Energy Transition. How Can We Collaborate?

Global Solutions Summit 2022 diselenggarakan dalam bentuk hybrid event oleh Global Solutions Initiative pada 28-29 Maret 2022 di Berlin. Global Solutions Initiative adalah organisasi kolaboratif global yang terdiri dari jaringan think tank dunia. Sedangkan Global Solutions Summit adalah forum global untuk memberi sudut pandang berbasis penelitian sebagai rekomendasi kebijakan untuk G7/G20. Forum tingkat tinggi ini mempertemukan antara pejabat senior pemerintah dengan peneliti akademis tingkat atas, pemimpin LSM, dan CEO Internasional.

Tema Global Solutions Summit 2022 adalah ”Listen to the world: Promoting social well-being planetary boundaries”, yang membahas prioritas G20 dan G7. Pada forum ini, ada lima topik pembahasan, diantaranya adalah ecological transformation, economic transformation, governance transformation, health and social transformation, dan systematic transformation.

Selaku Staf Khusus Menteri Keuangan RI bidang Perumusan Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi, Masyita diundang dalam diskusi di bawah topik Ecological Transformation pada sesi “Achieving just energy transition: How can we collaborate?” pada tanggal 29 Maret 2022. Selain Masyita, hadir juga Luiz de Mello, Direktur Departemen Ekonomi OECD, Frank Jotzo, Kepala bidang Energi Institute for Climate Energy and Disaster Solutions dari Australian National University, Noura Mansouri dari KAPSARCYudo Dwinanda Priaadi, Staf Ahli Menteri ESDM bidang Perencanaan Strategis Kementerian ESDM, dan Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) dengan moderator kuki Soejachmoen, Direktur Eksekutif Indonesia Research Institute for Decarbonization (IRID).

Pada kesempatan tersebut, Masyita menyampaikan perencanaan Indonesia dalam proses transisi energi (ETM/Energy transition mechanism). Ada dua pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah, top-down, di mana pemerintah merumuskan arah kebijakan transisi melalui sinergi antarkementerian, dan bottom-up, adanya sinergi antar pihak eksternal yang terdiri dari pihak pengembangan, lembaga internasional, dan juga investor, untuk mendukung Indonesia menjalankan proses transisi energi menuju pencapaian net-zero emission.

Selain itu, mari simak press release dari situs Kementerian Keuangan mengenai pernyataan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam Global Solutions Summit 2022 dengan judul “Indonesia Mengajak Seluruh Dunia untuk Pulih Bersama dalam Global Solutions Summit 2022”. [tautan]

 

***

Indonesia Mengajak Seluruh Dunia untuk Pulih Bersama dalam Global Solutions Summit 2022

 

Berlin30 Maret 2022 – Indonesia kembali menekankan pentingnya agenda pemulihan ekonomi yang diusung dalam Presidensi G20 2022, Recover Together Recover Stronger. “Presidensi Indonesia bertopang pada tiga pilar, yaitu meningkatkan produktivitas, memperkuat ketangguhan dan stabilitas, dan memastikan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan”, jelas Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara saat menyampaikan pidatonya dalam Global Solution Summit 2022 di Berlin, Jerman. Pengendalian pandemi dari sisi kesehatan tetap menjadi prioritas utama dalam agenda Presidensi Indonesia.

Setelah menghadapi dua tahun yang sulit karena pandemi, dunia berangsur pulih seiring dengan berjalannya vaksinasi, termasuk Indonesia. Pelaksanaan vaksinasi di Indonesia tidak mudah karena bentuk geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan. Namun, pemulihan di seluruh wilayah tetap menjadi target utama untuk mencapai kekebalan kelompok. Pemulihan global juga harus merata agar tidak ada yang tertinggal.

Negara-negara juga sudah memulai perpindahan menuju endemi dengan aturan pergerakan masyarakat yang lebih relaks. Perpindahan menuju endemi adalah sisi permintaan yang akan mulai bergerak. Sementara di sisi suplai, kita lihat ada gangguan pasokan. “Kedua hal ini akan menaikkan harga sehingga inflasi kita antisipasi dengan baik”, lanjut Suahasil. Inflasi yang terjadi karena kenaikan harga barang secara umum sudah diantisipasi Pemerintah dengan bauran kebijakan untuk menjaga daya beli masyarakat dan melindungi golongan rentan dan miskin. Namun, saat ini terjadi tensi geopolitik yang berdampak pada harga bahan bakar dan memengaruhi sektor keuangan. Ini menjadi tugas tambahan yang harus dihadapi Presidensi G20.

G20 merupakan forum kuat yang telah membuktikan kepiawaiannya dalam menyediakan platform untuk konsensus. “Di masa lalu, inisiatif Multilateral Instrument dan Base Erosion and Profit Shifting berhasil disepakati berkat arahan G20 dengan bantuan OECD. Indonesia akan terus mendukung agenda perpajakan internasional untuk memastikan implementasinya berjalan dengan baik. Keberlanjutan pembahasan topik-topik penting merupakan salah satu amanat penting dalam Presidensi yang harus dilaksanakan”, lanjut Suahasil.

Hal penting lainnya yang menjadi fokus Indonesia dalam Presidensi G20 adalah transisi energi. “Transisi energi tidak mudah bagi Indonesia yang merupakan negara berkembang. Dalam dua tahun pandemi, Indonesia mengalami surplus listrik tetapi hal itu tidak akan menghalangi kita dari bergerak menuju transisi energi” jelas Suahasil.

Pemerintah Indonesia menargetkan hasil kerja (deliverables) yang nyata dan konkret dari Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022 ini. “Kami pastikan bahwa Presidensi Indonesia akan terus membahas agenda yang penting bagi dunia”, tutup Suahasil.

Hubungi Kami

Keperluan

13 + 8 =

Pin It on Pinterest

Share This