Pada awal bulan Februari, Koalisi Kementerian Keuangan untuk Perubahan Iklim (CFMCA) melakukan kegiatan awal tahun dengan mengadakan pertemuan antar Sherpa. Sherpa adalah perwakilan dari kementerian keuangan negara-negara anggota Koalisi. Saat ini, CFMCA terdiri dari 92 negara anggota dan bermitra dengan 26 institusi. Pada pertemuan yang diadakan selama dua hari penuh tersebut, perwakilan dari hampir setengah negara anggota dan 13 mitra institusi berkumpul di Den Haag, Belanda untuk mendiskusikan masa depan CFMCA.
Pertemuan ini dapat dikatakan sebagai pertemuan yang spesial, mengingat ini kali pertama bagi Sherpa untuk bertemu tatap muka dalam Pertemuan Sherpa di bawah Co-Chairmanship Indonesia-Belanda. Pada kesempatan spesial ini, Masyita memimpin pertemuan bersama dengan Sherpa Belanda.
Sebagai anggota CFMCA, Sri Mulyani membuka kegiatan dengan menyampaikan keynote speech yang kemudian diikuti oleh Steven van Weyenberg sebagai Menteri Keuangan Belanda yang baru untuk menyampaikan pidatonya.
Transisi Hijau
Salah satu bahasan dari pertemuan tersebut berfokus pada topik-topik utama dalam CFMCA, salah satunya adalah transisi hijau. Transisi hijau masih menjadi salah satu prioritas Indonesia saat ini. Kini, Indonesia menjadi ketua dari sebuah workstream transisi hijau di dalam CFMCA.
Dalam pidatonya, Sri Mulyani menekankan bahwa isu transisi hijau yang adil menjadi salah satu topik utama dalam pembahasan perubahan iklim. Dalam pembahasan tersebut, aspek kebutuhan pendanaan iklim masih menjadi tantangan besar, terutama untuk negara berkembang. Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dana tersebut, dibutuhkan kerangka kerja global yang memadai. Kerangka kerja tersebut tidak hanya mencakup aktivitas-aktivitas hijau, melainkan turut mengakui aktivitas transisi dalam berbagai macam instrumen pendanaan yang ada.
0 Comments