Dalam salah satu pidatonya, Antonio Guterres mengatakan bahwa dunia saat ini bukan lagi memanas, namun sudah mendidih (global boiling). Kondisi ini mengharuskan seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak cepat megupayakan agar suhu bumi bisa terjaga di bawah 1,5 derajat celcius, seperti di Perjanjian Paris.
Kementerian-kementerian keuangan dunia, sebagai salah satu pemain krusial dalam penanganan iklim, berkumpul di Marrakesh, Moroko untuk membahas persoalan ini pada Coalition 10th Ministerial Meetingpada Rabu, 11 Oktober 2023. Pertemuan yang dipimpin oleh Sri Mulyani Indrawati dan Sigrid Kaag (Menteri Keuangan Belanda), sebagai Co-Chairs dari Koalisi Kementerian Keuangan untuk Perubahan Iklim, memimpin kegiatan dengan meluncurkan Pernyataan Aksi Iklim (Climate Action Statement) untuk yang pertama kali, dan memimpin diskusi antar Menteri dengan topik pembahasan penghijauan sistem keuangan (greening financial system).
Masyita hadir sebagai pendampin Bu Menteri yang memegang kendali penuh pada sesi diskusi mengenai greening the financial system. Para menteri dengan semangat menyampaikan apa saja yang telah mereka lakukan untuk menghijaukan sistem keuangan di negara masing-masing.
Komitmen Menteri Keuangan dalam Aksi Iklim
Para menteri keuangan berkomitmen untuk mencapai kondisi lingkungan dan ekonomi yang berkelanjutan. Untuk mencapainya, kementerian-kementerian keuangan negara anggota menerapkan mekanisme pendanaan hijau seperti nilai ekonomi karbon, investasi hijau, hingga obligasi yang terkait dengan keberlanjutan.
Para menteri juga melihat esensi dari peran pemerintah dalam mendorong upaya iklim melalui reformasi pajak, membentuk komite iklim, dan menerbitkan obligasi hijau/berkelanjutan/terkait dengan usaha keberlanjutan.
Negara-negara yang hadir juga membangun pendekatan inovatif seperti taksonomi, suku bunga terkait peran keberlanjutan, matriks, serta standar untuk memetakan sudah sampai mana aksi iklim dilakukan.
Terkait hal ini, Indonesia telah mengambil peran pemimpin dalam mendorong terjadinya penghijauan di sistem keuangan, sembari mencapai target sebagai negara maju di tahun 2045. Berbagai upaya seperti menerbitkan obligasi berkelanjutan, sukuk hijau, obligasi tematik, obligasi SDGs, hingga obligasi biru yang baru saja diterbitkan.
