Wawancara CNBC: Jurus INA Dorong Investor Global Masuk ke IPO BUMN

Wawancara CNBC Indonesia TV kepada Masyita Crystallin, Sebagai Juru Bicara Indonesia Investment Authority (INA atau Lembaga Pengelola Investasi, LPI), 7 Desember 2021, klik di sini.

Keikutsertaan INA berinvestasi dalam IPO Mitratel merupakan wujud nyata komitmen INA mendukung akselerasi pembangunan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital di Indonesia, terutama sektor menara telekomunikasi. IPO Mitratel sendiri merupakan penyaluran dana investasi pertama INA sebagai sovereign wealth. Dana yang diraih Mitratel melalui IPO diharapkan akan menjadi tonggak bagi pertumbuhan infrastruktur digital Indonesia, sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran jangka panjang.

LPI terus melakukan diskusi dengan lebih dari 80 investor global dalam rangka menjajaki potensi investasi di Indonesia. Beberapa perjanjian kerjasama yang berhubungan dengan BUMN diantaranya adalah MoU dengan BPJS untuk saling berbagi informasi investasi, pengembangan kilang minyak Pertamina dengan Mubadala, serta kemitraan strategis dengan Angkasa Pura II untuk akselerasi pengembangan Bandara Soekarno-Hatta. Sampai dengan bulan November, INA telah berhasil mendapatkan komitmen dari para partner strategis dengan nilai investasi sekitar US$18.8 miliar.

Strategi investasi LPI fokus pada aset yang dapat memberikan value added baik dari LPI maupun mitra, sehingga dapat meningkatkan nilai aset jangka panjang. Terdapat sembilan industri yang menjadi fokus INA, empat diantaranya menjadi prioritas atau target jangka pendek yaitu infrastruktur, infrastruktur digital, kesehatan, dan energi terbarukan. Fokus ini mempertimbangkan kesiapan investor, aset yang ditawarkan, juga aturan yang ada.

Setiap proyek ko-investasi akan dievaluasi apakah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, antara lain: sejalan dengan visi dan misi INA, memberikan imbal hasil investasi yang optimal, memberikan kesempatan bagi INA untuk melakukan ko-investasi dengan partner strategis internasional agar dapat meningkatkan skala operasional, teknologi, dan pembiayaannya, memenuhi standar ESG. Aspek ESG menjadi perhatian para investor. Tren global investasi saat ini menetapkan ESG sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi pemilik aset untuk bisa mendapatkan pendanaan internasional.

Banyak investor tertarik untuk berinvestasi di Indonesia, terutama di masa pandemi saat ini. Indikator perekonomian Indonesia masih jauh lebih baik dibanding negara lain, aturan investasi pun terus diperbaiki, kepastian hukum juga semakin terjamin. INA bekerja secara spesifik terkait investasi.

Seluruh dana, baik dari mitra strategis maupun modal pemerintah, akan disalurkan setelah proyek melewati proses due diligence yang dilakukan INA bersama dengan pemilik proyek. INA akan bekerjasama dengan pemilik aset untuk menambah nilai aset mereka agar lebih menarik bagi investor.

Sesuai dengan tujuan INA untuk mengoptimalkan nilai investasi yang dikelola dalam jangka panjang untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, INA dapat menempatkan dana pada instrumen keuangan, melakukan kegiatan pengelolaan aset, berkolaborasi dengan pihak lain termasuk badan dana perwalian, menentukan calon mitra investasi, memberikan dan menerima kredit, dan/atau mengadministrasikan aset

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pin It on Pinterest

Share This